Selasa, 02 Agustus 2011

Renungan 2

“Aku Ada Karena Berbagi”

Berawal dari mengiyakan ajakan seorang sahabatku –Okta, demikian namanya- untuk ikut dia melayani warga binaan di penjara, aku jadi keterusan bolak balik mengunjungi tempat itu.
Bukan masalah bila aku menyambut ajakannya, karena sebelumnya aku sudah sering mengunjungi orang-orang sakit berhubungan dengan tugas pelayananku di kelompok Legio Mariae yang disana aku bergabung menjadi anggota.
Beberapa kali kami mengadakan kunjungan bersama beberapa teman dan seorang pastor, kadang juga dengan seorang pendeta, untuk memberi kekuatan iman bagi warga binaan di sana, sampai akhirnya aku bisa dekat, bisa lebih mengenal, mengetahui berbagai persoalan yang membuat mereka sampai harus menjadi penghuni “hotel prodeo” itu.
Aku kagum, Tuhan telah mengirimkan Okta, untuk membuka, mencelakkan mataku bahwa aku yang selama ini rajin mengunjungi orang-orang sakit, ternyata sesungguhnya aku pun adalah si sakit. Okta memang tidak mengatakan aku sakit, bahkan mungkin dia pun tidak tahu bila aku sakit, dia pun tidak pernah menasehati aku untuk mengobati demi menyembuhkan penyakitku. Ia hanya menjalankan perintah Tuhan untuk mengajakku ikut pelayanannya ke penjara.
Disanalah kepekaanku sungguh-sungguh diasah. Bila selama ini aku rajin mengunjungi orang-orang sakit, berdoa bersama mereka, memberi penghiburan dan membantu memenuhi kebutuhan mereka dengan membagi sebagian harta yang kumiliki, ternyata itu belumlah cukup. Dengan mengenal dan mengetahui segala permasalahan warga binaan yang tentunya lebih beragam, aku disadarkan bahwa selama ini aku adalah orang buta, bisu, tuli dan lumpuh.
 Dalam firman Tuhan, aku tahu bahwa Tuhan Yesus menyembuhkan orang-orang yang memiliki penyakit itu dan sekarang saatnya aku datang mohon kesembuhan dari sakit penyakit itu. Aku yang buta karena tidak bisa melihat dan merasakan kesusahan dan kepedihan begitu banyak orang disekitarku selama ini. Aku yang tuli karena telingaku tertutup untuk mendengar keluh kesah orang lain. Bisu karena tidak bisa menyuarakan kasih dan lumpuh karena tidak bisa bergerak membantu orang yang membutuhkan.
Aku bertobat atas segala dosaku yang tidak mengerti akan arti kasih selama ini, yang aku pikir aku sudah cukup memberi kepada sesama, tapi ternyata aku belum memberi apa-apa. Aku hanya memperhatikan orang-orang yang sakit, sementara disekelilingku juga banyak orang yang membutuhkan uluran tanganku, yang sebenarnya mampu aku lakukan. Memang tidak salah memperhatikan orang-orang sakit, tapi ternyata itu saja tidaklah cukup. Tuhan menginginkan aku melakukan yang lebih lagi, karena Tuhan tahu aku sanggup dan Tuhan jugalah yang membuat aku sanggup.
Sebab Aku berkata kepadamu : Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini : Pindah dari tempat ini ke sana, maka gunung ini akan pindah, dan takkan ada yang mustahil bagimu. (Mat 17 : 20)
Aku percaya Tuhan pasti menolong aku untuk  mengobati diriku dari penyakitku itu. Dengan iman yang percaya dan kerendahan hati, aku yakin Tuhan yang penuh belas kasihan akan tergerak hatinya menyembuhkan kita. Itulah yang firman Tuhan ajarkan.
Dibawalah kepada-Nya semua orang yang buruk keadaannya, yang menderita pelbagai penyakit dan sengsara, yang kerasukan, yang sakit ayan dan yang lumpuh, lalu Yesus menyembuhkan mereka. (Mat 4 : 24) (Luk 6 : 18-19). Dalam Injil Matius, Markus, Lukas dan Yohanes, kita diberi pengajaran bahwa Tuhan Yesus mampu menyembuhkan pelbagai penyakit, asal kita mau datang kepada-Nya, maka aku mau datang kepada-Nya agar aku disembuhkan.
Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik. Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasehati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat. Sebab, jika kita sengaja berbuat dosa, sesudah memperoleh pengetahuan tentang kebenaran, maka tidak ada lagi korban untuk menghapus dosa itu. Tetapi yang ada ialah kematian yang mengerikan akan penghakiman dan api yang dahsyat yang akan menghanguskan semua orang durhaka. (Ibrani 10 : 24-27).
Sekarang aku tidak boleh lengah agar penyakitku tidak kambuh lagi. Aku ingin berubah, aku ingin dipulihkan oleh Tuhan, aku mau melakukan yang Tuhan ingin aku lakukan. Aku mulai dari hal-hal kecil yang bisa aku lakukan, seperti memberi senyum yang ikhlas, mendengarkan curahan hati atau sekedar celoteh, pertolongan-pertolongan kecil, memberi perhatian sesama yang terdekat, dan mengucap syukur atas nafas kehidupan, atas damai sejahtera, sukacita yang sudah Tuhan berikan karena aku boleh berbagi dengan sesamaku walau dalam hal-hal yang sangat kecil dan kelihatan tidak berarti, walau aku tahu semua tidak mudah dilakukan.
Selalu saja ada kesalah pahaman, selalu saja ada penilaian. Memang perbuatan baik belumlah tentu ditanggapi juga dengan baik. Ada saja yang menilai negatif segala perbuatan baik kita, walau itu sudah kita lakukan dengan segala ketulusan hati.
 Saat aku dicaci maki, dicemooh, dihina dan diperlakukan buruk karena mau berbuat kasih, aku tidak kecewa. Aku tidak boleh menyerah. Aku berserah sepenuhnya kepada Tuhan. Aku tidak boleh bergantung kepada manusia, juga kepada penilaian manusia. Aku percaya, bila aku bersandar pada Tuhan, berserah dan mengucap syukur, maka kita akan melihat Tuhan bekerja dengan ajaib dan luar biasa.Sekali lagi aku mengucap syukur atas segala kebaikan Tuhan dalam hidupku yang memberiku kesadaran dan kesempatan berbagi kasih kepada sesama,karena Ia sendiri yang telah menyembuhkan aku dari kebutaan,bisu,tuli dan kelumpuhan.
 Tuhan memberkati. eestee

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas komentar anda. ^^