KRISTUS DIKORBANKAN DALAM EKARISTI KUDUS DAN DI GOLGOTA?
Orang katolik percaya bahwa Kristus dikurbankan dalam Ekaristi kudus, padahal kitab suci dengan jelas menyatakan bahwa Dia dikurbankan di Golgota sekali dan untuk selama-lamanya.
Sebenarnya Yesus Kristus sendiri mempersembahkan korban Ekaristi kudus yang pertama pada Perjamuan malam terakhir. Pada perjamuan malam terakhir ini Yesus mengurbankan DiriNya atau mempersembahkan DiriNya kepada BapaNya atas cara yang tidak berdarah, yaitu dalam rupa roti dan anggur, sebagai pendahuluan kurbanNya yang berdarah di kayu salib yang dipersembahkan pada hari berikutnya, yaitu pada hari jumat suci. Dalam kurban misa atau ekaristi, Yesus melanjutkan pengurbanan DiriNya sebagai persembahan pada BapaNya melalui tangan imam. Mat 26:26-28 :”Dan ketika mereka sedang makan, Yesus mengambil roti, mengucap berkat, memecah-mecahkannya lalu memberikannya kepada murid-muridNya dan berkata: “Ambillah, makanlah, inilah tubuhKu”. Sesudah itu Ia mengambil cawan, mengucap syukur lalu memberikannya kepada mereka dan berkata: “Minumlah, kamu semua, dari cawan ini. Sebab inilah darahKu, darah perjanjian yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa.” Kristus memerintahkan GerejaNya untuk mengabadikan upacara kurban tersebut untuk pengudusan terus-menerus bagi kita para pengikutNya dengan bersabda,”Perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku.” (Luk 22:19). Dan Gereja Katolik memenuhi perintah Sang Guru ini dalam misa atau ekaristi kudus. Dengan kata lain, bila misa kudus dipersembahkan maka dihadirkanlah kurban Kristus di kayu salib yang dipersembahkan sekali dan untuk selamanya. Misa kudus memperoleh semua nilainya dari kurban di kayu salib. Misa kudus adalah kurban yang satu dan sama dengan kurban Yesus di kayu salib.
Kurban berdarah Kristus pada kayu salib di puncak Kalvari dilaksanakan “satu kali” (Ibr 10:10), seperti dikatakan kitab suci. Gereja Katolik juga mengajarkan bahwa kurban salib, kurban yang sempurna dan lengkap – dipersembahkan “satu kali”. Tetapi Rasul Paulus, rasul yang sama yang menulis teks ini dalam kitab ibrani juga memberikan kesaksian bahwa upacara pengurbanan yang diadakan oleh Yesus pada Perjamuan malam terakhir harus diabadikan – dan bahwa ini tidak hanya penting untuk pengudusan manusia, tetapi merupakan faktor yang prinsipil dalam penebusan final manusia. Dalam 1 kor 11:23-26 Santo Paulus menyampaikan bagaimana dalam perjamuan malam terakhir, Yesus berkata: “Perbuatlah ini, setiap kali kamu meminumnya, menjadi peringatan akan Aku!”. Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang.” Jadi dalam setiap misa kudus, tiap orang katolik mempunyai kesempatan baru untuk menyembah Allah dengan kurban yang satu dan sempurna ini dan menimba rahmat Kristus yang menguduskan dan menyelamatkan ini yang mengalir dari kurban Kristus di kalvari. Rahmat ini tidak terbatas dan kita orang katolik seharusnya dan selayaknya terus menerus tumbuh dalam rahmat ini sampai tiba saatnya kita dipanggil pulang ke rumah Bapa Surgawi.
Alasan bahwa misa kudus dipersembahkan berkali-kali bukan karena ada ketidaksempurnaan dalam Kristus, tetapi karena kemampuan kita untuk menerima tidak sempurna.
Akhirnya kurban misa kudus menggenapi nubuat perjanjian lama: “Sebab dari terbitnya sampai dengan terbenamnya matahari namaKu besar di antara bangsa-bangsa, dan di setiap tempat dibakar dan dipersembahkan kurban bagi namaKu dan juga kurban sajian yang tahir, sebab namaKu besar di antara bangsa-bangsa, firman Tuhan semesta alam.” (Maleakhi 1:11).
Kurban misa dipersembahkan setiap hari di seluruh dunia dan dalam setiap misa satu-satunya “persembahan yang sungguh-sungguh murni” dikurbankan, yaitu Kristus sendiri. Jadi misa kudus adalah penggenapan yang sempurna dari nubuat ini. (Stefan Surya T.)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas komentar anda. ^^