Selasa, 01 Juni 2010

Sajian Utama

Mampukan Aku Untuk Setia...

Cinta dan kehidupan kita adalah anugerah Allah. Tahun-tahun umur hidup kita bisa dibilang tidak terlalu lama. Hari ini, besok, lusa atau entah kapan, kita dihadapkan pada sebuah kepastian! Kita akan kembali menghadap kepada Sang Pencipta. Oleh karena itu, selagi kita masih diberi kesempatan berziarah di dunia ini, marilah kita pegang teguh tujuan akhir kita yaitu kebahagiaan kekal di rumah Bapa, seperti yang telah dijanjikan Yesus sendiri “Janganlah gelisah hatimu, percayalah kepada Allah, percayalah juga kepadaKu. Di rumah BapaKu banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab aku pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu. Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempatKu, supaya di tempat di mana Aku berada, kamupun berada. Dan kemanapun Aku pergi kamu tahu jalan ke situ”. (Yoh.14:1-4).

Tuntutan untuk setia
Masalahnya, bagaimana cara meraih tujuan kebahagiaan kekal di rumah Bapa seperti yang dijanjikan Yesus ? Tidak ada cara lain, selain kita harus selalu setia mengikutiNya. Setia, memang mudah untuk diucapkan, namun sulit untuk diwujudkan. Oleh karena itu mari kita melaksanakannya dalam hal-hal kecil dan sederhana dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya setia dalam hal berdoa, mendukung kegiatan Rukun dan lingkungan, mengungkapkan kasih Allah kepada orang-orang di sekitar kita.
Kita seringkali menempatkan kegiatan doa dalam sisa-sisa waktu kita, bahkan kalau sudah terlalu lelah dengan aktifitas seharian, kita langsung terlelap tanpa berdoa sama sekali. Padahal Tuhan memberikan waktu dan kesempatan dua puluh empat jam sehari kepada kita. Apakah kita selalu meluangkan waktu untuk bersyukur dan membuka hati akan kehendak Tuhan lewat doa ?
Kegiatan di Rukun, Lingkungan Katholik ataupun lingkungan masyarakat di sekitar dapat menjadi sarana pelayanan kita bagi sesama dan gereja. Kita sesuaikan dengan kemampuan dan talenta kita masing-masing. Ada yang ikut aktif dengan menggunakan suaranya (koor), ide-idenya, karya sosialnya, palayanannya sebagai orang-orang yang terpilih ( misalnya Prodiakon, Ketua Wilayah, Ketua Lingkungan, Ketua Rukun, petugas TTK, Penghias altar dll.), tenaganya, juga bantuan materialnya.
Panggilan untuk selalu mengungkapkan kasih dan kebaikan Allah bisa kita lakukan, bila kita memiliki ketulusan hati. Kita mengungkapkan kasih Allah melalui kabaikan yang terpancar dari wajah kita, mata kita, senyum kita dan dalam setiap sapaan ramah kita.
Mencapai tujuan akhir kebahagiaan kekal kita memang tidak sejelas seperti kalau kita mencari sebuah alamat Gedung Pertemuan, seperti yang tercantum dalam sebuah undangan. Kita kadang mudah berkecil hati, kecenderungan sifat manusia bila di hadapkan pada suatu ketidakpastian. Rasanya kita ingin segera mencapai kepastian kebangkitan dan kebahagiaan kekal tanpa harus melewati proses yang diliputi ketidakpastian dan menuntut kesetiaan kita. Dalam ketidakpastian itu sering kita tergoda untuk meninggalkan jalanNya. Kita terlena, ketika dunia mengasihi kita sebagai miliknya sehingga hal-hal duniawi seperti kerakusan, persaingan materialistis, status, jabatan dan kekuasaan, kekerasan, kebencian, kejahatan, memperlakukan orang lain sebagai obyek yang pantas untuk dikuasai, balas dendam dll menguasai kehidupan kita.
Sebenarnya, bagi kita, cukup banyak petunjuk, yang bila dijalankan secara cermat dan setia akan membawa kita ke sana. Jalan kebenaran dan hidup kita adalah Yesus. Marilah kita mohon bimbinganNya agar selalu setia mengikuti jalanNya yang benar menuju keselamatan abadi. Proses itulah yang harus kita lalui selama kita masih berziarah di dunia ini. Hanya rahmatNya yang membuat kita tetap setia. Maka kita jangan berhenti untuk memohon rahmat itu. Tuhan memberkati ! ( E.Sri Hartati ) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas komentar anda. ^^