Kamis, 4 Februari 2010 bagi Pastor Ridwan dan teman-teman imam seangkatannya (Rm. Markus Lukas, Rm. Christoforus Lamen Sani, Rm. Agustinus Suyatno, Rm. Agustinus Surianto, dan Rm. Stanislaus Ferry Sutrisna) merupakan hari yang mempunyai moment khusus dan cukup berarti bagi perjalanan hidup mereka sebagai imam. Pada hari itu, mereka merayakan genap 20th tahbisan imamat. Rasanya kegembiraan dan rasa syukur yang mereka rasakan, dirasakan juga oleh seluruh umat, serta orang-orang yang mengenal mereka.
Moment berharga ini kurang pas jika dilewatkan begitu saja, untuk itu pada Kamis, 4 Februari 2010 di Gereja St. Fransiskus Asisi Sukasari diadakan Misa Syukur. Misa dipimpin langsung oleh Mgr. Michael Cosmas Angkur, OFM dengan konselebran adalah keenam imam yang berbahagia.
Pada hari H, Kota Bogor diguyur hujan cukup lebat sejak petang hingga sore. Alhasil, menjelang pukul 18.00 gedung gereja tidak sepenuhnya terisi, banyak tempat yang kosong. Tampak yang hadir bukan hanya umat dari Paroki St. Fransiskus Asisi Sukasari, tetapi juga para imam, frater, dan umat dari paroki lain. Misa Syukur ini didesign lain dari biasanya. Keistimewaan itu antara lain: adanya petugas tata tertib yang mengenakan pakaian tradisional. Para bapak-ibu dari Wilayah St. Antonius Tajur yang gagah dan cantik ini bertugas menyambut umat yang berdatangan, mentertibkan dimana umat harus duduk di dalam gereja agar lebih fokus, membawa persembahan, serta mendampingi keenam imam yang berbahagia pada saat acara ramah-tamah (pemotongan tumpeng & penyerahan kenang-kenangan). Selain keistimewaan tadi, pada saat lima petugas persembahan berjalan ke depan altar, suasana yang tadinya tenang, sedikit berubah gaduh. Ternyata isi dari keranjang buah persembahan cukup mencuri perhatian umat. Sebuah durian montong! Tak pelak lagi, harumnya durian pelan-pelan tersebar di dalam gereja. Untunglah baunya tidak terlalu tajam, sehingga tidak ada yang mabuk karenanya.
Misa dimulai tepat pukul 18.00. Ketika Koor Lauda Sion menyanyikan lagu pembukaan, iringan para petugas (misdinar, lektris, imam, dan uskup) memasuki gereja dari arah pintu luar menuju ke altar. Misa berjalan khidmat. Injil dibacakan oleh Rm. Markus Lukas, sedangkan homili dibawakan oleh Bapa Uskup sendiri. Dalam homilinya, Mgr. Michael menegaskan bahwa tahun ini Gereja Katolik di seluruh dunia memfokuskan diri pada para imam, karena tahun ini merupakan Tahun Imam. Imam merupakan kedudukan yang amat penting dalam Gereja. Imam adalah nabi/pewarta dan juga gembala. Gereja diajak untuk senantiasa mendukung para imam.
Tokoh central dari Tahun Imam adalah Pastor Yo-hanes Vianney. Pastor ini terkenal dengan kesederhanaan hidupnya. Banyak keberhasilan yang diraih karena Ia senantiasa bekerja bersama Allah. Paus pun mengangkatnya menjadi pelindung bagi para imam.
Dalam Tahun Imam ini di Keuskupan Bogor, se-tidaknya akan ada 7 pemuda yang menyerahkan dirinya pada Tuhan. Pada 24 Februari 2010 akan ada lima frater yang menerima Tahbisan Diakon di Cikanyere. Kemudian pada Juni 2010 akan ada penerimaan Sakramen Imamat kepada 7 Diakon. Sebelumnya, sudah terlaksana pada 2 Februari 2010, penjubahan bagi 9 Frater Tahun Rohani di Seminari Tinggi St. Petrus Paulus, Bandung. Untuk ini semua, kita patut bersyukur dan tetap mendoakan mereka.
Mengenai keenam imam yang sedang berbahagia, Mgr. Michael mengatakan bahwa keenam imam ini selalu bersama-sama merayakan hari imamat mereka. Mereka bersyukur atas hidup panggilan yang sudah mereka jalani hingga 20 tahun. Dalam kebersamaan, mereka pun senantiasa melakukan evaluasi diri. Kebersamaan menjadi hal utama bagi mereka berenam. Dalam kebersamaan itulah mereka melaksanakan panggilan, saling mendukung, serta selalu bersyukur. Kini, keenam imam banyak membantu uskup mereka masing-masing dalam tugas yang dipercayakan pada mereka.
Mengakhiri homilinya, Mgr. Michael kembali mengajak seluruh umat untuk mendukung dan mendoakan semua imam di tempat tugas mereka masing-masing.
Sebelum misa ditutup dengan berkat, ada dua sambutan oleh Rm. Agustinus Surianto mewakili para imam yang sedang berbahagia, serta sambutan dari Bp. Sony selaku Ketua Panitia.
Rm. Agus mengatakan bahwa satu-persatu dari mereka berenam “disentil” untuk mau berkarya secara lebih luas. Tidak hanya di lingkup keuskupan masing-masing, tetapi berani berkarya di tingkat nasional. Sebagai penutup sambutannya, beliau memberikan kenang-ke-nangan satu set buku Seri Tahun Imam kepada Mgr. Michael dan kelima rekan seangkatannya.
Berlanjut dengan sambutan oleh Ketua Panitia. Bp. Sony berharap, agar Perayaan Syukur seperti ini dapat memotivasi imam-imam lainnya agar tetap setia dalam panggilan mereka. Selain itu, dapat pula menumbuhkan benih-benih panggilan di Paroki St. Fransiskus Asisi Sukasari pada khususnya, serta di wilayah Keuskupan Bogor pada umumnya.
Setelah Misa Syukur, acara masih berlanjut di aula dan halaman pastoran. Di depan gereja, para mudika sudah siap membagikan buku Perjalanan Hidup Pastor JM. Ridwan Amo. Pastor Ridwan memang secara khusus sudah menyiapkan buku ini untuk menandai 20th perjalanan imamatnya. Setelah mendapatkan buku, umat berjalan menuju aula. Sesampainya di aula, nyanyian “Selamat Ulang Tahun” dengan iringan musik oleh band yang biasa mengamen di kereta api Bogor-Jakarta langsung memenuhi suasana. Sebelum pemotongan tumpeng, Rm. Ferry diminta untuk memimpin doa makan. Kemudian, satu tumpeng yang telah tersedia, dipotong secara bersama-sama oleh keenam imam. Potongan pertama mereka serahkan kepada Mgr. Michael. Panitia pun sudah menyiapkan kenang-kenangan bagi enam imam ini, yaitu berupa sebuah plakat dengan foto diri masing-masing. Selesai pembagian kenang-kenangan, saatnya menyantap semua hidangan yang telah tersaji. Rupanya banyak perut yang sudah minta segera diisi, karena belum sampai setengah jam, beberapa makanan gubuk sudah habis. Untunglah, menu utama masih tersedia. Biarpun lapar, budayakanlah antri dan harus sabar! Iringan musik dan lagu-lagu terus menemani umat yang tengah me-nikmati makan malam. Acara semakin heboh ketika lagu yang dinyanyikan semakin bervariasi, dari pop, keroncong, sampai dangdut. Terlebih ketika lagu dangdut, banyak yang ikut berjoget. Rm. Eeng yang baru bertugas sejak Januari lalu di Sukasari, tidak malu-malu berjoget bersama para mudika, Koor Lauda sion, dan karyawan.
Terima kasih kepada panitia dan semua pihak yang telah mempersiapkan acara Misa Syukur ini. Mari kita senantiasa mendoakan para imam, agar senantiasa diteguhkan dalam menjalani tugas-tugasnya sehingga semakin setia menjalani panggilan imamatnya. Kita juga berdoa, agar benih-benih panggilan suci semakin banyak tumbuh subur. Amin. (m.74)
Moment berharga ini kurang pas jika dilewatkan begitu saja, untuk itu pada Kamis, 4 Februari 2010 di Gereja St. Fransiskus Asisi Sukasari diadakan Misa Syukur. Misa dipimpin langsung oleh Mgr. Michael Cosmas Angkur, OFM dengan konselebran adalah keenam imam yang berbahagia.
Pada hari H, Kota Bogor diguyur hujan cukup lebat sejak petang hingga sore. Alhasil, menjelang pukul 18.00 gedung gereja tidak sepenuhnya terisi, banyak tempat yang kosong. Tampak yang hadir bukan hanya umat dari Paroki St. Fransiskus Asisi Sukasari, tetapi juga para imam, frater, dan umat dari paroki lain. Misa Syukur ini didesign lain dari biasanya. Keistimewaan itu antara lain: adanya petugas tata tertib yang mengenakan pakaian tradisional. Para bapak-ibu dari Wilayah St. Antonius Tajur yang gagah dan cantik ini bertugas menyambut umat yang berdatangan, mentertibkan dimana umat harus duduk di dalam gereja agar lebih fokus, membawa persembahan, serta mendampingi keenam imam yang berbahagia pada saat acara ramah-tamah (pemotongan tumpeng & penyerahan kenang-kenangan). Selain keistimewaan tadi, pada saat lima petugas persembahan berjalan ke depan altar, suasana yang tadinya tenang, sedikit berubah gaduh. Ternyata isi dari keranjang buah persembahan cukup mencuri perhatian umat. Sebuah durian montong! Tak pelak lagi, harumnya durian pelan-pelan tersebar di dalam gereja. Untunglah baunya tidak terlalu tajam, sehingga tidak ada yang mabuk karenanya.
Misa dimulai tepat pukul 18.00. Ketika Koor Lauda Sion menyanyikan lagu pembukaan, iringan para petugas (misdinar, lektris, imam, dan uskup) memasuki gereja dari arah pintu luar menuju ke altar. Misa berjalan khidmat. Injil dibacakan oleh Rm. Markus Lukas, sedangkan homili dibawakan oleh Bapa Uskup sendiri. Dalam homilinya, Mgr. Michael menegaskan bahwa tahun ini Gereja Katolik di seluruh dunia memfokuskan diri pada para imam, karena tahun ini merupakan Tahun Imam. Imam merupakan kedudukan yang amat penting dalam Gereja. Imam adalah nabi/pewarta dan juga gembala. Gereja diajak untuk senantiasa mendukung para imam.
Tokoh central dari Tahun Imam adalah Pastor Yo-hanes Vianney. Pastor ini terkenal dengan kesederhanaan hidupnya. Banyak keberhasilan yang diraih karena Ia senantiasa bekerja bersama Allah. Paus pun mengangkatnya menjadi pelindung bagi para imam.
Dalam Tahun Imam ini di Keuskupan Bogor, se-tidaknya akan ada 7 pemuda yang menyerahkan dirinya pada Tuhan. Pada 24 Februari 2010 akan ada lima frater yang menerima Tahbisan Diakon di Cikanyere. Kemudian pada Juni 2010 akan ada penerimaan Sakramen Imamat kepada 7 Diakon. Sebelumnya, sudah terlaksana pada 2 Februari 2010, penjubahan bagi 9 Frater Tahun Rohani di Seminari Tinggi St. Petrus Paulus, Bandung. Untuk ini semua, kita patut bersyukur dan tetap mendoakan mereka.
Mengenai keenam imam yang sedang berbahagia, Mgr. Michael mengatakan bahwa keenam imam ini selalu bersama-sama merayakan hari imamat mereka. Mereka bersyukur atas hidup panggilan yang sudah mereka jalani hingga 20 tahun. Dalam kebersamaan, mereka pun senantiasa melakukan evaluasi diri. Kebersamaan menjadi hal utama bagi mereka berenam. Dalam kebersamaan itulah mereka melaksanakan panggilan, saling mendukung, serta selalu bersyukur. Kini, keenam imam banyak membantu uskup mereka masing-masing dalam tugas yang dipercayakan pada mereka.
Mengakhiri homilinya, Mgr. Michael kembali mengajak seluruh umat untuk mendukung dan mendoakan semua imam di tempat tugas mereka masing-masing.
Sebelum misa ditutup dengan berkat, ada dua sambutan oleh Rm. Agustinus Surianto mewakili para imam yang sedang berbahagia, serta sambutan dari Bp. Sony selaku Ketua Panitia.
Rm. Agus mengatakan bahwa satu-persatu dari mereka berenam “disentil” untuk mau berkarya secara lebih luas. Tidak hanya di lingkup keuskupan masing-masing, tetapi berani berkarya di tingkat nasional. Sebagai penutup sambutannya, beliau memberikan kenang-ke-nangan satu set buku Seri Tahun Imam kepada Mgr. Michael dan kelima rekan seangkatannya.
Berlanjut dengan sambutan oleh Ketua Panitia. Bp. Sony berharap, agar Perayaan Syukur seperti ini dapat memotivasi imam-imam lainnya agar tetap setia dalam panggilan mereka. Selain itu, dapat pula menumbuhkan benih-benih panggilan di Paroki St. Fransiskus Asisi Sukasari pada khususnya, serta di wilayah Keuskupan Bogor pada umumnya.
Setelah Misa Syukur, acara masih berlanjut di aula dan halaman pastoran. Di depan gereja, para mudika sudah siap membagikan buku Perjalanan Hidup Pastor JM. Ridwan Amo. Pastor Ridwan memang secara khusus sudah menyiapkan buku ini untuk menandai 20th perjalanan imamatnya. Setelah mendapatkan buku, umat berjalan menuju aula. Sesampainya di aula, nyanyian “Selamat Ulang Tahun” dengan iringan musik oleh band yang biasa mengamen di kereta api Bogor-Jakarta langsung memenuhi suasana. Sebelum pemotongan tumpeng, Rm. Ferry diminta untuk memimpin doa makan. Kemudian, satu tumpeng yang telah tersedia, dipotong secara bersama-sama oleh keenam imam. Potongan pertama mereka serahkan kepada Mgr. Michael. Panitia pun sudah menyiapkan kenang-kenangan bagi enam imam ini, yaitu berupa sebuah plakat dengan foto diri masing-masing. Selesai pembagian kenang-kenangan, saatnya menyantap semua hidangan yang telah tersaji. Rupanya banyak perut yang sudah minta segera diisi, karena belum sampai setengah jam, beberapa makanan gubuk sudah habis. Untunglah, menu utama masih tersedia. Biarpun lapar, budayakanlah antri dan harus sabar! Iringan musik dan lagu-lagu terus menemani umat yang tengah me-nikmati makan malam. Acara semakin heboh ketika lagu yang dinyanyikan semakin bervariasi, dari pop, keroncong, sampai dangdut. Terlebih ketika lagu dangdut, banyak yang ikut berjoget. Rm. Eeng yang baru bertugas sejak Januari lalu di Sukasari, tidak malu-malu berjoget bersama para mudika, Koor Lauda sion, dan karyawan.
Terima kasih kepada panitia dan semua pihak yang telah mempersiapkan acara Misa Syukur ini. Mari kita senantiasa mendoakan para imam, agar senantiasa diteguhkan dalam menjalani tugas-tugasnya sehingga semakin setia menjalani panggilan imamatnya. Kita juga berdoa, agar benih-benih panggilan suci semakin banyak tumbuh subur. Amin. (m.74)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas komentar anda. ^^