Jumat, 15 Januari, 2 angkot biru dengan 21 penumpang melaju menuju Pondok Bitung daerah lereng Gunung Salak yang mempunyai ketinggian 1500 m di atas permukaan laut. So pasti dengan ketinggian yang cukup lumayan udaranya cukup dingin dibandingkan dengan Kota Bogor
Para penumpang angkot biru 03 adalah peserta kelompok doa yang sebagian besar adalah oma-opa yang punya nazar untuk berdoa di alam bebas. Maka terpilihlah daerah Pondok Bitung, pondok kayu yang sederhana tapi punya nuansa pemandangan hotel bintang 5. Darisana terlihat pemandangan yang menakjubkan –ciptaan Tuhan- seluas memandang kota Bogor yang dialiri sungai Cisadane-Ciliwung, Kebun Raya yang terlihat hijau tua di tengah kota yang sering macet dengan sejuta angkotnya.
Sampai di tempat lalu kami istirahat sebentar untuk menghilangkan rasa capai mendaki 202 trap tangga batu yang harus dilalui. Diawali dengan lagu “Terima kasih Tuhan” dan “Soraklah Haleluya” ibadatpun dimulai, dilanjutkan dengan bacaan kitab suci tentang orang kusta, sharing kehidupan para peserta dan renungan dengan tema “Gaya Hidup yang Mengampuni”. Tepat pukul 12 siang ibadat ditutup dengan lagu Puji Syukur. Usai ibadat kami disuguhi makan siang dengan lalapan, sayur asem dan bekal yang kami bawa. Makan dalam alam bebas ternyata membuat gairah makan para Oma-Opa bertambah nikmat. Terima kasih Tuhan, terima kasih Pak Agus, Ibu Ety dan Ibu Kiok Lam yang sudah menyediakan semuanya bagi kami.
Tepat pukul 13.00 kami siap-siap turun gunung dan kembali ke rumah kami masing-masing. Kenangan tersendiri buat Oma-Opa dari wilayah St. Maria Fatima. Mau coba lagi?! (diar sanjaya)
Para penumpang angkot biru 03 adalah peserta kelompok doa yang sebagian besar adalah oma-opa yang punya nazar untuk berdoa di alam bebas. Maka terpilihlah daerah Pondok Bitung, pondok kayu yang sederhana tapi punya nuansa pemandangan hotel bintang 5. Darisana terlihat pemandangan yang menakjubkan –ciptaan Tuhan- seluas memandang kota Bogor yang dialiri sungai Cisadane-Ciliwung, Kebun Raya yang terlihat hijau tua di tengah kota yang sering macet dengan sejuta angkotnya.
Sampai di tempat lalu kami istirahat sebentar untuk menghilangkan rasa capai mendaki 202 trap tangga batu yang harus dilalui. Diawali dengan lagu “Terima kasih Tuhan” dan “Soraklah Haleluya” ibadatpun dimulai, dilanjutkan dengan bacaan kitab suci tentang orang kusta, sharing kehidupan para peserta dan renungan dengan tema “Gaya Hidup yang Mengampuni”. Tepat pukul 12 siang ibadat ditutup dengan lagu Puji Syukur. Usai ibadat kami disuguhi makan siang dengan lalapan, sayur asem dan bekal yang kami bawa. Makan dalam alam bebas ternyata membuat gairah makan para Oma-Opa bertambah nikmat. Terima kasih Tuhan, terima kasih Pak Agus, Ibu Ety dan Ibu Kiok Lam yang sudah menyediakan semuanya bagi kami.
Tepat pukul 13.00 kami siap-siap turun gunung dan kembali ke rumah kami masing-masing. Kenangan tersendiri buat Oma-Opa dari wilayah St. Maria Fatima. Mau coba lagi?! (diar sanjaya)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas komentar anda. ^^