R oda kehidupan terus berputar. Waktu terus berjalan. Kini kita merasakan betapa kuatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi mempengaruhi kehidupan kita. Terkadang kita terpengaruh arus kehidupan yang seba instan, segala sesuatunya diukur dari segi materi, status dan gengsi. Kondisi seperti ini akan semakin membawa kita kepada sikap egois dan tidak peduli kepada sesama dan lingkungan kita. Akibatnya, keharmonisan hubungan kita dengan Sang Pencipta, sesama dan lingkungan alam raya lambat laun akan terganggu bahkan rusak.
Sebagai umat Kristiani, apakah kita terpanggil untuk ikut bertanggung jawab memulihkan kembali indahnya harmonisasi kehidupan? Ataukah kita sendiri yang justru ikut merusaknya dengan sikap egois dan ketidakpedulian kita? Sebagian orang merasa bahwa ini zaman edan (gila), kalau tidak ikut edan tidak akan kebagian…begitulah, akhirnya orang mencari pembenaran diri atas sikapnya yang egois, sodok sana sodok sini, mengorbankan orang lain demi kepentingan dirinya. Arus kehidupan seperti ini semakin deras, dan bisa menyeret kita sehingga kita hanyut di dalamnya.
Allah memilih dan memanggil kita untuk menjadi perpanjangan tanganNya, yaitu ikut terlibat dalam mewartakan kasih dan karya keselamatan Allah. Kita harus ikut ambil bagian dalam memulihkan keharmonisan hubungan tadi. Pada awal kehidupan, Allah memberikan rahmat kepada manusia berupa talenta secara gratis, cuma-cuma, bahkan dilandasi dengan kasih. Oleh karenanya manusia semestinya menggunakan talenta dan rahmat Allah yang ada padanya untuk berbuat baik, untuk perkembangan dirinya dan orang lain.
Dalam kehidupan menggereja, kita harus ikut ambil bagian. Sekecil apapun kita dapat ikut berperan dalam kegiatan di Rukun, Lingkungan, Wilayah atau Paroki. Ada banyak anggota, tetapi hanya sartu tubuh, demikian Santo Paulus berkata. Hal ini menggambarkan, bahwa Allah telah memberikan berbagai rahmat dan karunia kepada umatNya yang dipersatukan sebagai pengikut Kristus. Justru rahmat dan talenta yang berbeda-beda itu dapat saling melengkapi dan menyem-purnakan, sehingga kasih Allah dimuliakan di dalamnya. Ada yang berperan sebagai pemimpin, ada yang menjadi pewarta, ada yang melayani. Ada yang memuji Allah dengan lagunya bak malaikat bernyanyi, ada yang membacakan firman Allah, ada yang menjadi petugas TTK, ada yang menjadi bidadari-bidadari yang menghias altar dengan merangkai bunga, ada yang memuliakan Allah melalui tulisan-tulisannya, dst. Kita lakukan semua itu dengan tulus dan semangat kerendahan hati, agar Tuhan memberikan daya kepada kita. Tuhan sendiri yang akan menuntun kita, bagaimana dan apa yang akan kita lakukan, sehingga namaNya semakin dimuliakan. Mari kita sadari. Aku dicintai Allah, maka aku harus ambil bagian dalam mewartakan kasih dan karya keselamatanNya. (E. Sri Hartati)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas komentar anda. ^^