TAWARAN ALLAH MEMBANGKITKAN KEGIRANGAN
Oleh : Peter Suriadi
(Teks diambil dari Bacaan Pertama pada Hari Minggu Biasa II Tahun C – 17 Januari 2010)
Teks
Yesaya 62:1-5
1. Oleh karena Sion aku tidak dapat berdiam diri, dan oleh karena Yerusalem aku tidak akan tinggal tenang, sampai kebenarannya bersinar seperti cahaya dan keselamatannya menyala seperti suluh.
2. Maka bangsa-bangsa akan melihat kebenaranmu, dan semua raja akan melihat kemuliaanmu, dan orang akan menyebut engkau dengan nama baru yang akan ditentukan oleh TUHAN sendiri.
3. Engkau akan menjadi mahkota keagungan di tangan TUHAN dan serban kerajaan di tangan Allahmu.
4. Engkau tidak akan disebut lagi "yang ditinggalkan suami", dan negerimu tidak akan disebut lagi "yang sunyi", tetapi engkau akan dinamai "yang berkenan kepada-Ku" dan negerimu "yang bersuami", sebab TUHAN telah berkenan kepadamu, dan negerimu akan bersuami.
5. Sebab seperti seorang muda belia menjadi suami seorang anak dara, demikianlah Dia yang membangun engkau akan menjadi suamimu, dan seperti girang hatinya seorang mempelai melihat pengantin perempuan, demikianlah Allahmu akan girang hati atasmu.
Konteks
Kitab Yesaya terdiri dari 66 bab yang jika dibaca dengan teliti bab-bab tersebut tidak berasal dari masa yang sama. Dalam sastra Perjanjian Lama, hal tersebut bukanlah hal yang aneh. Yesaya bab 1-39 (Proto-Yesaya = Yesaya pertama) tampaknya berasal dari masa sebelum pembuangan Babel pada sekitar pertengahan abad 8 SM, Yesaya bab 40-55 (Deutero-Yesaya = Yesaya kedua) berasal dari masa pembuangan Babel pada sekitar awal abd 6 SM, dan Yesaya bab 56-66 (Trito-Yesaya = Yesaya ketiga) berasal dari masa sesudah pembuangan Babel pada tahun 537-520 SM.
Kondisi dan suasana kehidupan sesudah pembuangan bisa dikatakan kritis. Orang Israel harus membangun kembali Yerusalem serta kehidupan religius yang telah lama mereka tinggalkan tetapi banyak hambatan menghadang (situasi miskin dan keraguan dari kalangan mereka sendiri). Mereka diliputi keraguan akan janji Allah yang akan memulihkan mereka seperti dikumandangkan oleh Deutero-Yesaya. Dalam situasi inilah tampil Trito-Yesaya yang menyerukan harapan, terutama keberanian untuk berjuang dalam krisis.
Teks (Yes 62:1-5) merupakan bagian dari satu rangkaian Yes 60-62 yang terdapat dalam Trito-Yesaya. Teks adalah penutup rangkaian 3 syair tentang keselamatan yang akan diberikan Tuhan kepada Yerusalem. Menjadi begitu jelas bahwa Yes 62 bertujuan untuk membangkitkan semangat orang Israel untuk membangun kembali Yerusalem.
Susunan Teks
Syair tentang kota Yerusalem (Yes 62:1-12) sebenarnya terdiri dari 5 bait. Tetapi untuk keperluan Bacaan Liturgi hanya diambil 2 bait pertama dari syair tersebut, yaitu :
1. Keselamatan pasti datang (ayat 1-3) : Kepada penduduk Yerusalem yang putus asa, Trito-Yesaya mewartakan keselamatan akan datang bagiYerusalem dan kota itu akan menampakkan kemuliaannya.
2. Nama baru bagi Yerusalem (ayat 4-5) : Keselamatan tampak dalam pemberian nama baru kepada Yerusalem.
Keterangan Teks
· ayat 1
Kendati Yerusalem sudah dihancurkan oleh Babel pada tahun 586 SM namum Yerusalem atau Sion tetap menjadi pusat perhatian seluruh bangsa Israel karena kota itu memberikan tidak hanya politis tetapi juga religius. Demi kota Yerusalem dan bangsa Israel (Sion), Nabi Trito-Yesaya tidak dapat bungkam. Ia tidak akan menghentikan seruannya sampai kebenaran dan keselamatan tampak. Nabi mengibaratkannya sebagai pakaian manusia (bdk Yes 60:18) yang tampak sebagai cahaya dan suluh yang menyala.
· ayat 2
Bangsa Israel akan menampilkan kebenaran dan kemuliaan yang diakui oleh bangsa-bangsa serta para penguasa lain. Kebenaran dan kemuliaan bangsa Israel menjadi semacam pancaran seluruh kemuliaan (Ibrani : kabod) Allah yang berkarya dalam kehidupan bangsa tersebut. Maka bangsa Israel akan mendapat nama baru yang diberikan oleh Allah sendiri. Nama baru bagi Pada masa itu, nama bukan sekedar sebutan. Nama merupakan cerminan harapan dan cita-cita. Dengan nama baru bangsa Israel mau menunjukkan kekhasan iman, yaitu Allah yang akan menyelenggarakan kehidupan mereka. Para nabi memang biasa memberi nama baru dengan arti khas (Yes 1:26; bdk 60:14; 62:12)..
· ayat 3
Mahkota dan serban adalah penutup kepala. Tetapi dalam ayat ini, mahkota dan serban bukan sekedar penutup kepala tetapi menunjukkan citra tertentu pada pemakainya. Mahkota menjadi ciri seorang raja, yang mempunyai kuasa dan wibawa, sedangkan serban menunjukkan kejayaan dan martabat pemakainya. Rupanya Trito-Yesaya memperhatikan situasi dan kondisi bangsa Israel dalam segi lahiriah juga. Mereka akan mempunyai segi lahiriah yang patut dibanggakan.
· ayat 4
Allah ibarat suami dan Israel ibarat istri. Perumpamaan ini menekankan suatu kenyataan dalam sejarah Allah dan Israel. Allah sebagai suami lebih dahulu mencintai istri-Nya, Israel. Israel diharapkan menyambut kasih Allah, suaminya. Jadi, ”ditinggalkan suami” mengacu pada kedudukan seorang janda yang kehilangan tumpuan hidupnya karena ditinggalkan suaminya. Ketika masa Pembuangan Babel, bangsa Israel pernah mengalami hal itu ketika dibiarkan hidup dalam situasi ditinggalkan Allah. Saat itu bangsa Israel menjadi ”yang sunyi” karena tidak lagi ada tawa sukacita akibat tumpuan hidup mereka lenyap. Tetapi kini bangsa Israel tidak lagi disebut ”yang sunyi”. Bangsa Israel akan dinamai ”yang berkenan kepada-Nya”. ”Yang berkenan kepada-Nya” berarti Allah mengupayakan agar bangsa Israel mempunyai kedudukan dan peranan yang baru, yaitu ”bersuami”. Dengan ”bersuami”, bangsa Israel menjalin kembali hubungan dengan Allah. Hubungan itulah yang membuat bangsa Israel bangkit dan hidup kembali.
· ayat 5
Hubungan Israel dengan Allah terjalin kembali. Suatu rekonsiliasi digambarkan dengan indah : Israel sebagai pengantin baru. Ada rona kegirangan dalam gambaran tersebut. Kegirangan tersebut merupakan ungkapan bahwa kini bangsa Israel memperoleh jati dirinya kembali – hidup penuh harapan –karena Allah menjadi tumpuan hidup mereka lagi. Bangsa Israel memiliki kesanggupan untuk memulai pembaharuan itu.
Amanat
Dalam perjalanan hidup kita barangkali kita pernah mengalami saat-saat sulit. Dalam situasi sulit itu kita bisa saja beranggapan bahwa seolah-olah tidak ada jalan keluarnya. Yang jadi masalah ke manakah kita mencari jalan keluarnya ? Kita dihadapkan pada 2 pilihan : tetap percaya pada Allah atau mencari allah-alllah lain. Sebagai orang beriman, kepercayaan kita diuji dengan situasi sulit tersebut.
Teks mengumandangkan seruan indah Trito-Yesaya bahwa Allah menawarkan keselamatan bagi umat-Nya. Tawaran Allah itu merupakan bukti bahwa Allah begitu mencintai umat-Nya. Jika manusia mampu melihat tawaran Allah itu, khususnya dalam situasi sulit, maka ia akan menemukan kegirangan dan kegembiraan yang mendalam. Kegembiraan bisa berkembang dalam kesadaran manusia ketika manusia menemukan bahwa Allah adalah tumpuan harapannya. Manusia akan memiliki keberanian untuk membangun hidup dalam kekuatan dan rahmat Allah dalam situasi apapun.
Manusia akan kehilangan cahayanya jika ia kehilangan dinamika hidup. Dinamika hidup ada ketika manusia berjuang mengatasi kesulitan dalam iman akan Allah. Iman akan Allah dipertanggungjawabkan dalam perjuangan hidup. Jangan lari dari kesulitan, tetapi hadapilah kesulitan bersama Allah. Jalinlah selalu relasi dengan Allah maka hidup kita akan selalu penuh dengan sukacita. Kalau begitu, masihkah kita mau berpalinga kepada allah-allah lain ?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas komentar anda. ^^