KALA Pagi, saat hari memulai hidupku dan membiarkan aku berkarya dalam nama-Nya, aku berjanji akan selalu memuji Dia dalam doa harianku. Aku lama melakukan pernenungan ini, bahwa demikianlah jalan hidupku yang sudah dibekali oleh berbagai pengalaman sampai hampir separuh abad ini pun, juga bermula dari nol. Dan seperti yang telah disebutkan dalam sahadat para rasul saat kubuka hari dalam doa rosario, aku pun mengucap, “Aku percaya akan Allah, Bapa yang maha kuasam pencipta langit dan bumi, dan akan Yesus Kristus, Putera-Nya yang tunggal, Tuhan kita…”
Aku dan mungkin ada banyak orang yang masih bertanya akan makna esensial keesaan Tuhan Allahku ini.
Dari banyak pengalaman hidupku, masih banyak orang yang meragukan dan juga menyangka bahwa Yesus, Tuhanku adalah manusia biasa layaknya aku ini. “Tidak!...” aku menyangkal tuduhan itu karena Allah sendirilah yang memulai dari awal hidup-Nya dan keabadian hanya akan ada karena dan berkat Dia dari pemberitaan Injil-Nya, walau Ia terlahir dan menjadi serupa seoerti kita dari perawan Maria, yang kini menjadi Ibunda gereja-Nya yang kudus.
Rahasia ilahi ini besar bahwa peran Allah begitu luar biasa dan luhur dalam diri anak-anakNya dan membiarkan aku hidup harus bertanggung jawab dan hanya bergantung pada-Nya sehingga karena kuasa ilahi pula aku memberanikan diri menyebut Allah, Bapa-ku, juga mengenal Yesus, Tuhanku.
Sekarang dari mana dapat kusebutkan dan tahu secara persis bahwa Ia adalah Yesus, Tuhan Allahku?
Jika ada orang yang bertanya demikian, aku akan menjawabnya, hanya karena “Iman-Kepercayaan”. Tapi, dari mana pula Iman-Kepercayaan yang begitu besar tumbuh dab bermula dan menjadi si sulung dari aku orang Katholik ini? Jawabannya bukan karena, “terserah aku”, melainkan dari kebenaran hidup, yakni karena hukum “kasih”, yang telah diberikan dari kebenaran hidup, yakni karena hukum “kasih”, yang telah diberikan oleh Allah sendiri agar aku hanya mengasihi Dia, juga sesama dalam Dia.
Lalu, apa bunyi hukum itu? Petunjuk Tuhan menyebutkan dan aku pun mendengarkan-Nya. “Kasihanilah Tuhan Allahmu, dengan segenap hatimu, jiwamu, dan juga akal budimu serta kekuatanmu, sehinggal dengan demikian kamu akan dengan mudah dapat mengasihi sesamamu sama seperti Aku yang terlebih sudah mengasihi dirimu”.
Petunjuk sukung dari hidupku ini sudah benar juga baik agar aku terus menjalani kehidupan di dunia ini, hanya kerena rancangan Allah, bertekun dalam Sang Putera melalui karya-karya kecilku sehari-hari yang semakin tak mudah tantangannya.
Sering tampil dalam Injil-Nya, Yesus yang menasehati aku, menghibur aku, mencegah aku untuk berbuat dosa dan berkisah banyak misal mengenai Kerajaan Allah yang mempesona dan membahagiakan. Dan sering aku pun lalu berpikir lagi, begitu rupanya Allah-ku itu yang satu dan esa, bumi dan langit Ia ciptakan untuk aku agar kumiliki pengetahuan akan Dia, dan Ia akan lahir menjadi serupa seperti aku, tampil dalam sosok pribadi miskin serta papa, namun sangat dan sungguh meyakinkan serta menakjubkan.
Jadi, sudah selayaknya aku yang telah dipanggil Dia menjadi anak-Nya bersyukur dan berterima kasih dalam Allah karena Injil-Nya.
Kemudian, apa komitmenku agar aku hidup lebih Kristiani dari hidup yang biasa-biasa saja?
Banyak hal yang mungkin dapat kukerjakan dan kuselesaikan dalam Dia, tetapi untuk aku lebih dapat dengan mudah menghormati Allahku, aku tentunya harus lebih bergiat dan bertekun melakukan karta untuk dan dalam keluargaku, lantas Gereja beserta umat-Nya dan akhirnya bagi bangsa ini serta alam semesta ini.
Kini, petang pun menjelang karena sudah selama satu hari aku tenggelam karya kecilku, sehingga sudah sepantasnyalah aku mensyukuri berkat yang telah kuterima hari ini dari Allahku yang juga membiarkan aku menatap terus keesaan Tuhan Allah yang begitu unik dalam hidupku menjalani tahun 2010 ini.
Semoga Tuhan memberikan berkat-Nya pada kita di tahun ini hingga akhir jaman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas komentar anda. ^^